Wednesday 6 May 2015

Being a Part of Japan: Halal Food

Setelah hampir 7 bulan tinggal di Jepang, ternyata... mencari makanan yang berlabel 'halal' di Jepang engga semudah Shana dapet roti melon! Dan engga sesering Naruto makan ramen! Engga segitunya juga sih~ buktinya aku bisa bertahan hidup kan.

Menemukan makanan yang berlabel 'halal' di sini termasuk dalam kategori 'agak' sulit. Pastinya karena negeri sakura ini mayoritasnya non muslim. Kebanyakan makanan di sini pakai daging babi dan mirin (alkohol), yang artinya makanan itu... jeng jeng jeng! ga boleh dimakan alias haram. Kalau soal ayam, kambing, dan sapi, ada perbedaan pendapat antarmanusia -tentu saja-. Ada yang masih makan dan ada yang engga makan karena gak yakin soal cara penyembelihannya, soalnya dalam QS Al Baqarah ayat 173 disebutkan bahwa daging hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah diharamkan juga. 

'Kabar gembira untuk kita semua' nya itu adalah yang bikin kategori mencari makanan yang berlabel 'halal' di Jepang bukan 'sangat sulit' tapi 'agak sulit' yaituuuu... menemukan daging halal (khususnya daging ayam) di sini engga terlalu susah. Jadi di kantin kampus itu ada beberapa menu yang emang judulnya halal bla bla bla misalnya "Halal Chicken Kare" atau "Halal Karage". Kayaknya karena banyak mahasiswa muslim di sini, kantin menyediakan menu-menu makanan itu hiks hiks arigatou bibi atau mang koki kantin :') Sekarang, aku tak haus daging lagi~

Selain menu super helpful di kantin kampus, ada juga suatu toko impor yang menjual ayam halal per 2 kg yang diimpor dari Brazil! Ternyata Brazil... kau diam-diam mensuplai ayam halal untukku hiks hiks arigatou tukang jagal ayam halal Brazil, om-om yang menangani karkas ayam halal Brazil, om-om yang mengemas ayam halal Brazil, om-om yang masukkin packingan ayam halal Brazil ke kendaraan, om-om manajer distribusi ayam halal Brazil, om-om yang meriksa bea cukai ayam halal Brazil, dan semua jajaran om-om dan mungkin tante yang berperan dalam pendistribusian ayam halal ini hingga sampai dari Brazil ke piring ini. Alhamdulillah :D

Tapi karena ayam halal itu dijualnya per 2 kg... yang artinya bisa dipakai 1 kali makan buat 10 orang, kita harus punya kulkas buat naruh leftover (kalau cuman makan sendirian) dan harus punya suatu fasilitas yang bisa membuat ayam itu siap santap. Di antaranya adalah:
1. Punya kompor dan alat masak sendiri
2. Punya asrama yang ada dapurnya
3. Punya temen yang bisa diminta masakin. ufufu~
Kalo punya fasilitas masak sendiri emang lebih bebas.

Namun, meski makanan yang berlabel 'halal' jelas-jelas emang relatif dikit, tapi makan di Jepang lumayan gampang. Banyak juga makanan kayak potato crocket, ikan (ini banyak banget), dan sayur mayur yang ok aja untuk dimakan meski gak eksplisit berlabel 'halal'.

Sekian yang bisa saya sampaikan, dan ini kata-kata penutupnya:
Hmm.. begitulah kira-kira suka duka mencari makanan halal di Jepang. 

No comments:

Post a Comment